CONTOH LATAR BELAKANG SKRIPSI KARATE
Sabtu, 07 September 2013
0
komentar
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Karate adalah satu
dari sekian banyak olahraga khususnya beladiri yang cukup lama berkembang di
Indonesia.Karate Juga Merupakan suatu Cabang olahraga prestasi yang di
pertandingkan baik di area nasional maupun internasional.
Dalam
cabang olahrga beladiri karate ada dua jenis komponen gerak yang di
pertandingkan yaiti kata dan kumite.Menurut Nakayama (1981:04)bahwa”kata adalah
jurus yang merupakan perpaduan dari semua teknik dasar yaitu tangkisan,tinjuan,sentakan,atau
hentakan dan tendangan yang dirangkai sedemikian rupa dalam satu kesatuan
bentuk yang pasti”.Sedangkan kumite dalah “pertarungan dua orang yang saling
berhadapan dan saling menampilkan teknik-teknik”.
Untuk
meningkatkan prestasi olahraga,khususnya dalam cabang oalahraga karate di perlukan
latihan yang dapat meningkatkan seluruh komponen kondisi fisik,karena kemampuan
kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi.Seperti
yang di katakana Sajoto (1988:57) bahwa “kondisi fisik merupakan salah satu
prasyarat yang sangat di perlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang
atlet,bahkan dapat dikatakan sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga
prestasi”.
Menurut
Harsono (1993:1) bahwa “kondisi fisik yang dimaksud adalah kekuatan,daya
tahan,kelentukan,kelincahan,kecepatan,dan power”.Kebutuhan kondisi fisik
tersebut tidak dapat disamakan untuk masing-masing cabang olahraga,karena
setiap cabang oalahraga memiliki karakteristik gerak tersendiri.Hal ini akan
berkaitan dengan metode dan bentuk-bentuk latihan yang akan dilaksanakan
sehingga bentuk latihan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga
yang bersangkutan.
Disini
penulis sangat tertarik untuk melakukan suatu penelitian pada Atlet Karate Nomor Kumite Dojo KKI Taman Asuhan Pematangsiantar,karena
penulis melihat bahwa kecepatan tendangan Mawashi Geri atlet
karate masih lemah dan kurang cepat mengarah sasaran,sehingga sangat mudah di
tangkis dan di antisipasi oleh lawan.Hal ini disebabkan karena tidak adanya
power otot tungkai dan juga kecepatan pada atlet saat melakukan tendangan Mawashi
Geri.Disini karateka tersebut sudah berlatih 3 ( tiga ) tahun.
Untuk
mendapatkan tendangan Mawashi Geri yang cepat dan akurat
kearah sasaran maka para atlet bukan saja di tekankan pada penguasaan teknik
dan taktik saja,tetapi kondisi fisik yang baik juga merupakan syarat yang
penting.
Tendangan
Mawashi Geri yang cepat dan akurat kearah sasaran akan
memperoleh angka.Sesuai dengan peraturan pertandingan ( WKF rules of competition ) pengurus besar
Forki 2001 bahwa tendangan Mawashi Geri memperoleh nilai 3 ( Nihon ).Hal ini juga berpengaruh terhadap menurunnya prestasi atlet
Karate dalam mengikuti kejuaraan Karate.
Akhirnya
penulis termotivasi untuk melakukan penelitian di Dojo KKI Taman Asuhan Pematangsiantar,untuk
mengetahui factor – factor apa saja yang tidak mendukung dalam pelaksanaan
tendangan Mawashi Geri tersebut.Penulis melihat kemampuan tendangan Mawashi
Geri sudah benar namun power otot tungkai dan kecepatan tendangan
peril ditingkatkan,karena di dalam kumite sangat di tuntut untuk bias menendang
dengan power yang maksimal dan juga kecepatan agar lawan sulit untuk menangkis
serangan yang dilakukan dan juga tidfak melukai lawan.
Banyak
bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan power otot
tungkai,diantaranya adalah plyometrics.Bompa
(1994:1) mengemukakan bahwa “latihan pliometrics
dapat meningkatkan kemampuan power otot tungkai”.
Harsono
(1997:27) mengemukakan bahwa untuk melatih power otot tungkai adalah dengan melompat
tanpa adanya masa berhenti,setelah mendarat,kemudian secepatnya melompat lagi
keatas sekuat tenaga.Sehingga seakan-akan mendarat pada bara api.Menurut
Suharto (1996:55)bahwa”untuk mengukur power otot tungkai maka digunakan tes vertical jump”.
Untuk
mengetahui kemampuan dari explosive power otot tungkai Kararteka maka penulis melakukan tes pendahuluan vertical jump.Seperti yang terterra pada
table berikut :
No
|
Nama
|
Raihan ( X )
|
Tinggi Lompatan ( Y
)
|
Lompatan Terbaik
|
Hasil Lompatan
|
Kategori
|
||
Y1
|
Y2
|
Y3
|
||||||
1
|
Agam
|
165
|
208
|
201
|
205
|
208
|
43
|
K
|
2
|
Akbar
|
164
|
202
|
206
|
204
|
206
|
42
|
K
|
3
|
Boy
|
168
|
210
|
213
|
209
|
213
|
45
|
K
|
4
|
Budi
|
164
|
190
|
210
|
209
|
210
|
46
|
K
|
5
|
Mirza
|
166
|
207
|
205
|
210
|
210
|
44
|
K
|
6
|
Rizal
|
165
|
205
|
201
|
203
|
205
|
40
|
K
|
7
|
Rizan
|
163
|
197
|
195
|
202
|
202
|
39
|
K
|
8
|
Tono
|
164
|
199
|
207
|
207
|
207
|
43
|
K
|
Tabel 01.Hasil Pendahuluan Vertical Jump ( 25 November 2009 )
Dibawah ini Norma Tes Kesegaran
Jasmani Indonesia
untuk Loncat Tegak Remaja (Vertical Jump)
umur 16-19 Tahun Putera
No
|
Loncat Tegak
|
kategori
|
|
1
|
73 ke atas
|
Baik Sekali
(BS)
|
|
2
|
60-72
|
Baik ( B )
|
|
3
|
50-59
|
Sedang ( S
)
|
|
4
|
39-49
|
Kurang ( K
)
|
|
5
|
38 dst
|
Kurang
Sekali ( KS )
|
Tabel 02.Norma Tes Vertical
Jump ( Suharto : 1999/2000)
Setelah dibandingkan hasil vertical jump atlet karate dengan norma vertical jump maka atlet karateka yang saya teliti ini berada pada
kategori lemah.
Di dalam
penelitian ini penulis berharap dengan latihan komponen fisik maka power otot
tungkai atlet karateka dapat meningkat dan kecepatan tendangan maegeri Chudan
juga meningkat.
Dari sekian
banyak bentuk latihan plyometrics yang ada,tetapi dalam penelitian ini bentuk
latihan yang digunakan adalah Skipping
dan Box Skip.Berdasarkan uraian dan
penjelasan diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan pengaruh
latihan Skipping dan latihan Box Skip terhadap power otot tungkai dan Kecepatan
Tendangan Maegeri Chudan pada
Karateka Putra sabuk Biru Wadokai Dojo UNIMED.
B.Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah,maka dapat diidentifikasi masalah power oto tungkai dan kecepatan
tendangan Mawashi Geri dalam Karate ? Apakah kemampuan fisik berpengaruh
terhadap power otot tungkai dan
kecepatan tendangan Mawashi Geri dalam Karate ? Apakah ada
pengaruh latihan skiping terhadap
hasil power otot tungkai ? Apakah ada
pengaruh latihan skipping terhadap
kecepatan tendangan Mawashi Geri dalam Karate ? Apakah ada
pengaruh latihan Box Skip terhadap
hasil power otot tungkai ? Apakah da
pengaruh latihan Box Skip terhadap
kecepatan tendangan Mawashi Geri dalam Karate ? Dari hasil
latihan Skipping dan Box Skip,manakah yang memberikan
pengaruh lebih besar terhadap hasil power
otot tungkai ? Latihan manakah yang lebih besar pengaruhnya antara latihan skipping dan Box Skip terhadap kecepatan tendangan Mawashi Geri dalam
Karate ?
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran
yang berbeda-beda terhadap masalah dalam penelitian ini,maka penulis membatasi
permasalahan yang akan diteliti.Adapun batasan masalah tersebut adalah pengaruh
latihan skipping dsn box skip terhadap power
otot tungkai dan kecepatan tendangan Mawashi Geri Karate Nomor Kumite Dojo KKI Taman Asuhan
Pematangsiantar.
D.Rumusan Masalah
1.Apakah ada pengaruh yang siknifikan latihan Skipping terhadap peningkatan power otot tungkai pada karateka putera
sabuk biru wadokai dojo letda sujono tahun 2009 ?
2.Apakah ada pengaruh yang siknifikan latihan Box Skip terhadap peningkatan power otot tungkai pada karateka putera
sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan
tahun 2009?
3.Manakah yang lebih baik antara latihan Skipping dan latihan Box Skip terhadap peningkatan power otot tungkai pada karateka putera
sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan 2009 ?
4.Apakah ada pengaruh yang siknifikan latihan Skipping terhadap kecepatan tendangan Maegeri Chudan pada karateka putera sabuk
biru wadokai dojo letda sujono Medan
tahun 2009 ?
5.Apakah ada pengaruh yang signifikan latihan Box Skip terhadap kecepatan tendangan Maegeri Chudan pada karateka putera
sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan
tahun 2009 ?
6.Manakah yang lebih baik antara latiahan Skipping dan latihan Box Skip terhadap kecepatan tendangan Maegeri Chudan pada karateka putera
sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan 2009 ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian in adalah untuk menemukan informasih dari permasalahan yang
telah dikemukakan diatas yakni :
a. Untuk mengetahui pengaruh latihan Skipping terhadap peningkatan power
otot tungkai karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan tahun 2009.
b. Untuk mengetahui pengaruh latihan Box Skip terhadap peningkatan power
otot tungkai karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan tahun 2009.
c. Untukm mengetahui manakah yang lebih baik antara latihan Skipping dan Box Skip terhadsp peningkatsn power
otot tungkai karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda Medan tahun 2009.
d. Untuk mengetahui pengaruh latihan Skipping terhadap
kecepatan tendangan Maegeri Chudan karateka putera sabuk biru
wadokai dojo letda sujono medan
tahun 2009.
e. Untuk mengetahui pengaruh latihan Box Skip terhadap kecepatan tendangan Maegeri Chudan karateka
putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan 2009.
d. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara latihan Skipping dan Box Skip dalam menentukan kecepatan tendangasn Maegeri Chudan karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono
Medan tahun 2009.
F. Manfaat Penelitian
Sesuai
dengan tujuan penelitian diatas,maka penelian in diharapkan dapat bermanfaat
sebagi berikut :
- Menjadi bahan informasi bentuk latihan yang bervariasi dalam meningkatkan power otot tungkai dan kecepatan tendangan Mawashi Geri.
- Hasil penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam penyusunan program latihan pembinaan prestasi khususnya dicabang olahraga karate.
- Untuk menambah wawasan ilmiah secara teoritis dan memperkaya ilmu pengetahuan olahraga.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.Kajian Teoritis
1. Hakikat Power Otot Tungkai
Power merupakan salah satu unsur fisik
yang penting dalam aktivitas olahraga.Power
sangat pentingf untuk cabang-cabang olahrga dimana atlet harus mengerahkan
tenaga yang eksplosif.
Menurut
Harsono ( 2000:12 ) menyatakan bahwa “ power
adalah kemampuan otot untuk mengerahkan / mengeluarkan kekuatan maksimal dalam
waktu yang amat singkat “.Hal senada juga disampaikan oleh Bompa ( 1994 : 1 )
bahwa “ power = Force X Velocity
“.Artinya kemampuan power merupakan
sebuah perpaduan unsure kekuatan dan kecepatan.
Menurut
Sajoto ( 1988 : 59 ) menyatakan bahwa “ Kekuatan adalah komponen fisik yang
menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat memperguankan otot-ototnya
menerima beban dalam waktu tertentu”.
Hal senada
juga disampaikan oleh Harsono ( 2000:2 ) bahwa “ Kekuatan adalah kemampuan otot
untuk membangkitkan tegangan/kekuatan,force terhadap suatu tahanan”.
Dari
beberapa pendapat psrs shli di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan dalah
suatu usaha yang dilakukan dengan menggunakan tenga yang maksimal dalam
mengatasi suatu tahanan.
Menurut
Harsono ( 1993 : 1 ) bahwa “ Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya,atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya”.
Kecepatan
merupakan gerakan yang sangat cepat dan kuat,maka dengan itu gerkan tersebut
tidak dapat berlangsung dengan lam dan hanya mampu dipertahankan beberapa detik
saja.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa power adalah gerkan yang dilakukan secara maksimal dalam wanktu
yang sangat singkat.
Seorang
karateka harus mampu melakukan tendangan dengan cepat dan kuat ke arah
sasaran.Oleh sebab itu,kondisi fisik yang mendukung di antaranya adalah power otot tungkai dan juga kecepatan.Power otot tungkai sangat diperlukan
pada saat melakukan tendangan.Apabila kualitas power otot tungkai baik,maka hasil tendangannya juga baik.
Untuk
mendapatkan power khususnya power otot tungkai maka haruslah dilatih
dengan latihan yang mengarah kepada pengembangan power otot tungkai,dan latihan tersebut dilakukan secara continue dan berkesinambungan dengan
tidak mengabaikan prinsip-prinsip latihan.
Menurut
Harsono ( 1993 : 5 ) bahwa prinsip-prinsip latihan tersebut adalah (1)
Pemanasan Tubuh (2) Metode Latihan (3)Berfikir Positif (4) Prinsip Beban Lebih
(5)Intisitas Latihan (6) Kualitas Latihan (7)Prinsip Individualisasi (8)
Variasi Latihan (9) Metode Bagian dan Metode Keseluruhan (10) Memperbaiki
Keseluruhan (11) Perkembangan Menyeluruh.
Sedangkan
menurut Suharno (1993:7) bahwa Prinsip-prinsip latihan tersebut adalah (1)
Latihan harus sepanjang tahun tanpa terseling ( kontinyuitas ) (2) Kenaikan
Beban Latihan Teratur dari Dikit demi Sedikit (3) Prinsip Siteres ( Tekanan/Overload
) (4) Prinsip Individual (Perorangan ) (5) Prinsip Interval ( Selang) (6)
Prinsip Spesialisasi ( Spesifik )
(7)Ulangan (Repetition ) (8)Prinsip
Nutrisium ( Gizi Makanan (9)Prinsip Latihan Extensive
dan intensive (10)Prinsip Penyerpurnaan Menyeluruh.
2.Hakekat Tendangan Maegeri Chudan
Pada dasarnya gerakan tubuh
adalah merupakan senjata dalam karate seperti halnya yang diungkapkan oleh Masutstsu
Oyama (1992:29) mengatakan bahwa “Kepala juga salah satu senjata yang jarang
sekali digunakan dalam pertandingan resmi,kecuali untuk pembelaan diri yang
betul-betul terdesak saja”.Tangan dan kaki sangat memegang peranan dalam
mencapai kemahiran dalam olahraga karate.Tangan dan kaki ini sering digunakan
dalam pertandingan,maka kedua senjata ini harus memiliki gerak kuat dan cepat
agar pukulan dan tendangan mengenai tepat pada sasaran.Lebih lanjut Masutatsu
Oyama (1996:29)mengatakan bahwa 70% dari semua teknik karate banyak menggunakan
tendangan sebagai senjata yang cukup ampuh,oleh sebab itu seorang karateka
harus memiliki tendangan yang benar-benar baik untuk dapat memperoleh angka
kemenangan bila dalam pertarungan atau komite”.
Dalam
olahraga karate teknik tendangan sama pentingnya dengan teknikn tangan bahkan
sebenarnya tendangan mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pukulan
tangan,menurut Rahman Situmeang (2007:9) “teknik tendangan kaki terdiri dari
beberapa jenis yaitun : Maegeri,Mawashigeri,Yokogeri”.Banyak
jenis tendangan namun tendangan Maegeri
Chudanlah yang sering digunakan dalam pertandingan kumite dan mempunyai
nilai yang tinggi.
Tendangan Maegeri Chudan adalah tendangan kearah
hulu hati yang digunakan untuk menendang adalah Koshi yakni ujung telapak kaki,punggung kaki atau ujung ibu
kaki.Selanjutnya tendangan Maegeri Chudan
dalam pelaksanaannya memerlukan keseimbangan badan.Rahman situmeang (2003:18)
menyatakan bahwa “ untuk mempertahankan keseimbangan adalah mutlak bahwa
seluruh permukaan telapak kaki penunjang di tancap kuat-kuat dan mantap kendali
sedangkan pergelangan kaki harus benar-benar dikencangkan”.
Ketika menendang
harus dirasakan bahwa seluruh kekuatan tubuh disalurkan kearah kaki pergelangan
pinggul seluruhnya,tetapi segera tariklah cepat-cepat kaki yang menendang dan
siapkan posisi untuk teknik berikutnya.Bila tidak maka lawan akan cepat
menangkis atau menangkapnya.
Untuk
menguasai teknik tendangan menurut Nakayama (1997:48) ada beberapa factor pokok
yang harus dipahami dan berlatih terus secara sistematis :
- Angkat lutut dari kaki yang akan menendang setinggi mungkin dan sedekat mungkin kedada dalam keadaan ini lutut akan tekuk penuh,kemudian pindahkan berat kaki ke pinggul.Penguasaan gerak ini harus dilakukan dengan cepat dan mulus agar menghasilkan tendangan yang kuat dan tajam.
- Lentingkan,lekukkan dan pengeluruskan lutut ada dua cara menendang:
(1) Menggunakan
daya pegas lutut yang dilentingkan sepenuhnya dan
(2) Dengan
meluruskan kuat-kuat lutut kaki yang terletak menyerupai gerakan menyodok.Pada
tendangan melenting (setelah lutut diangkat).Tempurung lutut menjadi pusat dari
gerakan setengah lingkaran.Kecepatan merupakan dasar yang pokok tanpa itu
tendangan tidak akan tajam dan keseimbangan akan rusak.
Pada tendangan Maegeri Chudan yang terlekuk berada pada
posisi terangkat,kemudian luruskan dengan cepat dan kuat,tendangan
kedepan,diagonal kebawah depan,kesamping atau diagonal bawah samping.
3.Daya pegas
piggul dan pergelagan kaki
Dalam hal
ini,kekuatan kaki itu sendiri tidak cukup,harus diperkuat dengan tenaga
yang
dihasilkan oleh daya pegas dan lutut untuk tujuan ini.Sendi-sendi sudah
harus
diperkuat melalui latiahan untuk tambahan.
Gambar :…………….
3.Hakekat Kecepatan
Tendangan
Kecepatan
bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat akan tetapi dapat
pula hanya pada anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
.Harsono (1988:216) mengemukakan bahwa “kecepatan adalah kemampuan untuk
melakukan gerakan-gerakan sejenos secara berturur-turut dalam waktu tang
sesingkat-singkatnya”.
Dalam
berlari karate tendangan ditentukan oleh
gerakan paha/kaki yang dilakukan secara cepat.Menurut Harsono (1993:31)
mengatakan:”Kecepatan ialah kemampuan untukmenempuh suatu jarak waktu yang
sesingkat-singkatnya”.Dalam beladiri karate pada saat melakukan tendangan Maegeri Chudan unsure kecepatan akan
terlihat pada saat melakukan Maegeri
Chudan.
Peningkatan kondisi fisik memungkinkan peningkatan
prestasi karena seorang atlet dapat mempersiapkan latihan dan melakukan baik
seperti yang dikatakan oleh Harsono (1993:9) :
“Kalau kondisi fisik baik maka (1) akan ada peningkatan
dalam kemampuan system sirkulasi dan karya jantung (2) akan ada peningkatan dalam kekuatan ,kelentukan,stamina,kecepatan,
dan kemampuan kondisi fisik (3) akan ada ekonomis gerakan yang lebih baik pada
waktu latihan (4) akanb ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh
setelah latihan (5) akan ada respon yang cepat dan organisasi tubuh kita
apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan komponen kondisi fisik yaitu
kecepatan dan kekuatan sangatlah mendukung dalam mencapai hasil tendangan dalam
karate yaitu tendangn maegeri chudan
yang baik dan sempurna”.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa kecepatan sangatlah mendukung atau menopang dengan rangkaian
gerakan-gerakan yang lebih luas dalam latihan,pertandingan,jurus terutama dalam
beladiri karate.
Sangat
dibutuhkan kecepatan dan ketepatan,oleh sebab itu diperlukan kondisi fisik yang
baik pada saat melakukan tendangan dan juga diperlukan kemampuan otot tungkai
yang dapat melahirkan tendangn yang cepat agar tendangan yang dilakukan
mengenai sasaran.
Ditinjau
dari segi anatomis bahwa otot-otot yang dominant pada sendi panggul saat
melakukan tendangn Maegeri Chudan adalah
otot Psoas,otot Quadratus Lumborum,otot Illion
Psoas dan otot Iliakus seperti
gambar berikut :
Otot-otot
yang dominant pada saat melakukan tendangan Maegeri
Chudan pada bagian depan tungkai atas dan tungkai bahwa adalah otot tibialis anterior,tendon rektus femoris,tendon sartonus peroncus logus,otot
gastruknemius,otot extensor digitorum
logus,otot soleus dan tendon extensor
untuk jari kaki seperti pada gambar berikut :
4. Hakikat Latihan Plyometrics
Menurut
Bompa (1994:19) bahwa “ Plyometrics adalah
salah satu latihan yang memiliki cirri khusus yaitu kontraksi otot yang kuat
sehingga merupakan respon dari pada pembebanan dinamik atau rangsangan yang
cepat dari otot-otot yang terlihat”.
Sedangkan
James C.Radeliffe (1958:3) menyatakan bahwa “Plyometrics berasal dari bahasa Yunani (Greck),Pleyhyein atau Plio dan Metric yang artinya perasaan atau pengertian yang dapat di ukur (more and measure,respectively)”.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa latihan Plyometrics
adalah metode yang lebih mengarahkan kepada mengembangkan power yang gunanya
untuk meningkatkan kekuatan,kecepatan,dan power otot-otot.
Konsep dari
latihan Plyometrics seperti yang
diungkapkan Harsono (2000:27) bahwa “cara yang paling baik untuk mengembangkan
power maksimal pada kelompok otot tertentu ialah dengan meregangkan power
maksimal pada kelompok otot-otot tersebut sebelum mengkontraksikan (memendek)
otot-otot tersebut itu secara eksplosive (meledak-ledak),dengan
kata lain dapat mengarahkan otot tersebut kearah yang berlawanan”.
Harsono
juga menambahkan bahwa “hal terpenting dalam melakukan latihan Plyometrics ialah : (1) Gerakan harus
dilakukan secara eksplosif (2) Kekerapan/intensitas melakukan lompatan lebih
penting dari pada jauhnya lompatan (3) Prinsip overload ( beban lebih ) dan intensitas harus diterapkan untuk
menjamin perkembangan power.
Banyak
bentuk-bentuk latihan plyometrics
yang dapat meningkatkan power menurut R.C Forentinos (1982:15) sepert Hops,Leaps,Skip,Bounds,Jump,Twists,Swings.Tetapi
dalam penelitian ini menggunakan bentuk Skips
yaitu latihan Skipping dan Box Skip.
4.1 Hakikat Latihan Skipping
James C.R
(1994:10) mengungkapkan bahwa “Latihan Skipping
dilaksanakan dengan cara sikap badan tegak dengan posisi kaki kiri
didepan,kemudian angkat kaki kanan tinggi sehingga lutut hamper mengenai dada.Kedua
kaki turun untuk persiapan ancang-ancang kemudian ganti kaki kiri yang diangkat
tinggi sehingga lutut bengkok hamper mengenai dada.Demikian latihan dilakukan
bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri,dimana lutut dilipat
tinggi.Pelaksanaan latihan Skipping
dilakukan 10-20 repetisi dalam 3-6 set dengan waktu istirahat waktu istirahat
1-2 menit antar set”.
Gambar 8.
Berdasarkan
pendapat ahli tersebut dan analisis gerakan latihan Skipping dapat disimpulkan bahwa latihan ini bisa digunakan untuk
meningkatkan power otot tungkai karena lompatan pada latihan ini dilaksanakan
dengan prinsip seakan-akan mendarat pada bara api,proses ini hanya dapat
dilakukan apabila kita bisa menggabungkan kekuatan dan kecepatan.Hal ini sangat
sesuai dengan prinsip power yaitu
merupakan gabungan dari kecepatan dan kekuatan.
4.2 Hakekat Latiahan Box Skip
James C.R
(1994:11) mengemukakan bahwa “ Latiahan Box
Skip dilaksanakan dengan cara melompat keatas Box dengan tinggi Box antara
12-24 inci dengan tolakankan kaki kiri
dan mendarat dengan kaki kanan langsung lompat lagi dan mendarat dilantai
dengan kaki kanan lagi.Untuk selanjutnya kaki kanan tersebut menjadi kaki tolak
untuk mendarat diatas Box dengan kaki
kiri.Waktu melompat keatas Box salah
satu kaki lututnya harus ditekuk tinggi.”Pelaksanaan latihan Box Skip dilakukan dengan menggunakan
2-4 Box dalam 9 set dengan waktu
istirahat 2 menit antar set”.
Berdasarkan
pendapat ahli tersebut dan analisis gerakan Box
Skip dapat disimpulkan bahwa latihan ini bias digunakan untuk meningkatkan power otot tungkai karena lompatan pada
latihan ini juga dilaksanakan dengan prinsip seakan-akan mendarat pada bara
api,proses ini hanya dapat dilakukan apabila kita bisa menggabungkan kekuatan
dan kecepatan.Hal ini juga sangat sesuai dengan prinsip power yaitu merupakan gabungan dari kecepatan dan kekuatan tetapi
pada bentuk latihan ini terdapat fase lompatan ke atas Box,hal ini menyebabkan adanya patokan tinggi lompatan.
B. Kerangka Berfikir
Dalam
sumber: https://ml.scribd.com/doc/91696774/skripsi-karate1
Artikel terkait :
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: CONTOH LATAR BELAKANG SKRIPSI KARATE
Ditulis oleh Berman HS
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://vanbolon.blogspot.com/2013/09/contoh-latar-belakang-skripsi-karate.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Berman HS
Rating Blog 5 dari 5