.

New Snowline Chainsen Pro Extra Large Size Eisen Crampon Micro Spikes Snow Ice

New Snowline Chainsen Pro Extra Large Size Eisen Crampon Micro Spikes Snow Ice
Rp 792.953

SONY PLAYSTATION 4 (PS4) 500GB

SONY PLAYSTATION 4 (PS4) 500GB
Rp 4.675.000 - 5.500.000

Novel Bertema Beladiri

Novel Bertema Beladiri

pesan hotel murah di sini !

Iklan

Web Utama

Menu

SAKIT TUMIT DAN TULANG KERING KARENA LATIHAN KARATE

Posted by Berman HS Rabu, 09 Maret 2016 0 komentar




Van bolon juga tidak lupa memberi saran dan motivasi kepada murid-muridnya yang masih sekolah, salah satu kata-kata bijaknya yang terkenal adalah “Ke sekolah bawah buku, pulang sekolah bawah ilmu.
“Duduk grak ...,” teriak Van bolon ke atlet-atletnya.
“Terimkasi senpai ....,” sahut atlet-atletnya.
“Sambil istirahat..... dengarkan senpai ...,” atlet-atlet duduk santai sambil mendengar Van bolon.
“Osh senpai ....,” sahut atlet-atletnya serentak.
“Adek-adek... jangan kamu sia-siakan kebaikan orang tua kalian, orang tua kalian sudah capek mencari uang ke sana kemari, cari uang itu susah dek,,, kalian bisa balas itu dengan cara belajar dengan baik, pulang sekolah kalian usahakan ilmumu bertambah walaupun satu saja, entah itu arti kata, entah pengertian, entah itu, rumus matematika, dan lain sebagainya. Intinya ada bertambah ilmu kalian kesekolah, satu saja satu hari sudah bagus itu, jangan kalian ke sekolah ilmunya enggak ada, pulang dari sekolah ilmunya juga gitu-gitu saja, jadi apa gunanya ke sekolah, capek-capein badan saja. “ya ,,, ingat itu ya dek ? usakan keluar dari pintu sekolah, waktu pulang ilmu kalian bertambah walaupun satu saja.... paham adek-adek ?
“Osh !!! senpai ....,” ucap mereka serentak.
“Atau anda bisa ingat kata-kata ini;                                                           
“ke sekolah bawah ilmu, pulang sekolah bawah ilmu.”                                 
“Oke !!! mudah-mudahan adek-adek bisa mengingatnya dan melaksanakannya ,,, baik ... semua berdiri ,,, kita lanjut latihan ,” ucap Van bolon.  Kibadachiiiiii ..... [teriakan/perintah ke atletnya agar membentuk kuda-kuda tengah atau kibadachi.
kiaiiiiiii .... terikan mereka dengan semangatnya,,,, sambil membentuk kuda-kuda tengah.
Setelah latihan, mereka diskusi atau tahap ini namanya tahap evaluasi dalam kepelatihan sekaligus diskusi dan memberikan saran bila penting.
Salah satu dari murit Van bolon bertanya; “osh senpai ? ijin bertanya !!!!????”. “Ya silahkan !” sahut Van bolon. “Begini senpai !!!!  tumit saya sering sakit dan denyut-denyut, kenapa itu senpai ????” tanya muridnya. “Di tumit mana ?” tanya Van bolon.  “Di bagian sini sensei, ujarnya sambil menunjukkan tumitnya.
“Memang sakit, mungkin karena salah latihan atau salah sewaktu pemanasan. Tetapi belum pasti, belum ada yang melakukan penelitian ini. Kalianlah, anak-anak saya nanti menjadi peneliti hebat di bidang olahraga,” Ucap Van bolon.
OOOooooOOoo, desis muridnya.
Lanjutnya menjelaskan; “Kawan-kawan latihan saya juga dulu banyak yang mengeluh di bagian tulang keringnya terutama di bagian tumit dan lutut, senpai juga merasakan itu, tetapi saya terkena di bagian lutut dan di bagian tulang kering.”
“Tetapi karena kita sudah cinta kepada karate ini, untuk itu tetap kita melanjutkan semagat darah muda kita, tetapi saran saya kalau kalian nanti membuka Dojo dan melatih di luar, jangan terlalu banyak membuat pemanasan di bagian persendian, kemudian kalau awal latihan, otot tungkainya dulu kamu kuatkan, agar tungkainya bisa menahan berat badan yang lebih berat dari kaki, kemudian agar mampu mengikuti latihan yang berat. Mungkin itu yang salah selama ini !” jawab Bolon dingin.
Paham semua ????? seru Bolon tegas.
Osh senpai !!!!! jawab muritnya serentak.

Sumber: Novel Mossak

Baca Selengkapnya ....

DIALOG PELATIH DENGAN SANG ATLET KARATE: PELATIH YANG MEMILIKI INTIMASI

Posted by Berman HS 0 komentar



Selama 8 (delapan) bulan penuh tim pelatih mempersiapkan program latihannya dengan target mendapat medali emas. Mereka benar-benar matang mempersiapkan atlet andalannya karena ini kesempatan mereka (pelatih) menunjukkan tajinya.
 “Kita latihan power ototmu tungkai dulu, ya ?” saran pelaih fisiknya.
“Itu gunanya apa sinsei ?” tanya Van bolon.
“Kamu kebanyakan bertanya ! gunanya untuk meningkatkan kecepatan mawashi geri-mu,” kesal pelatih fisiknya.
Mawashi geri aku sudah bagus, ngapain lagi di latih couch ? tanyanya lagi.
“Memang sudah cepat, tapi masih kurang, karena di pertandingan level tinggi, kita harus latihan maksimal dan jangan sampai salah memberikan latihan, jangan latihan yang tidak ada hubungannya,” jelas pelatih fisiknya dengan nada putus-putus.
“Maksut sensei apa, saya tidak paham ? tanya sang atlet.
“Kalau fisikmu kurang, atau kalau kamu cepat lelah saat bertanding, jangan hanya latihan VO2Max saja, di latih juga daya tahan ototnya. Begitu juga kecepatan mawashi geri jangan hanya melatih kecepatannya, tetapi latih juga power otot tungkaimu, karena itu berhubungan,” tutur pelatih fisiknya malas.
“explosive power Otot tungkai berhubungan dengan kecepatan mawashi geri.
Explosive power adalah daya ledak atau sering di singkat hanya power (perpaduan antara kekuatan dan kecepatan). Sama seperti orang yang berpikir ada yang lambat berpikir dan ada yang sedang dan ada yang cepat dan itu namanya IQ (Intelligence Quotient), begitu juga otot, ada lambat responnya bergerak, ada sedang, dan ada yang cepat, dan kamu bisa rasakan di pinggang dan pinggang kamu akan terasa berat susah diangkat jika daya ledak otot tungkaimu lemah tetapi disini kecepatan tendangannya harus di latih agar berhubungan dengan daya ledak otot tungkainya,” Lanjuutnya.
“Saya sudah pusing sensei, saya senang kalau langsung praktek di lapangan sensei,” ucap sang atlet.
“Kamu memang sering membuat pelatih kesal . Oke, berdiri, ambil skipping-mu, dan main skpping dulu sampai saya bilang stop,” ucap pelatihnya kesal.
Osh sensei ...,” jawab van Bolon dan pergi berlatih.
Sementara tim lawan melakukan diskusi di dojo Pordibya Bandung (tempat latihan) mereka.
“Kita cari kelemahan dia !” ucap pelatih lawan.
“Tidak tahu di mana kelemahannya sepertinya dia tidak terkalahkan,” cibir asistennya.
“Ada ... pasti ada !” ucap pelatih lawan.
“Tidak ada coach. Kata orang, dia lemah jika kita hanya menahan serangannya, enggak juga, kata orang dia lemah jika diserang terus, tapi apa ? di kejuaraan nasional FORKI, dia yang keluar sebagai pemenangnya. Katanya dia lemah, di bagaian mawashi geri kiri, tapi nyatanya apa ? semua sudah di coba coach,” terang asisten pelatih lawan.
“Kita kumpulkan vidio-vidionya selama pertandingan, lalu kita coba teliti di mana kelemahannya, apakah ada kumpulan vidionya ?” tanya pelatih lawan.
Asisten pelatih lawan     menjawab; “ada coach , ada sama team kita.”
Lalu mereka memutar vidionya dan mencoba memperhatikannya.
“Coba stop di sini !” ucap pelatih lawan.
“Ini coach,” sahut asisten pelatih lawan.
“Ya !!! coba lihat gerakannya sebelum melakukan serangan, dia melakukan langkah pendek, sepanjang ukuran telapak kakinya, di sini bisa kita bisa memotongnya sebelum dia menyerang,” saran pelatihnya dengan yakin.
“Maksutnya coach, kita memotong serangannya,” sahut asisten pelatih lawan.
            “Ya ! artinya atlet kita harus menunggu, dan harus konsentrasi, dan memiliki respon yang tinggi. Lihat ini juga, poinnya semua di hasilkan dari serangan tiba-tiba, jarang sekali dia memotong serangan, tetapi  dia menunggu, saat waktu yang tepat dia lalu menyerang, jadi suruh atlet kita jangan mau melakukan serangan dulu, menunggu dan menunggu tetapi jangan diam di tempat, harus berpindah-pindah tempat,” tutur pelatih lawan dengan yakin.
“Dia pasti banyak caranya coach untuk melakukan cara menghasilkan point,” ucap asisten pelatih lawan ragu.
“Sebelum tanding, kita buat dia cemas, agar gugup di pertandingan,” raung pelatih lawan keras.
“Bagaiamna caranya coach ? tanyanya.
“Kita coba kita hadirkan pacarnya, setahu saya dia mempunyai pacar ?” saran pelatih lawan.
“Atlet, biasanya kalau pacarnya datang, semangat atletnya akan semakin tinggi atau orangtuanya datang dia akan semangat,” pendapat asisten pelatih lawan.
“Iya memang, tapikan dia lain dari yang lain, enggak salahkan kita coba, cara kedua bisa kita soraki jika dia di lapangan, kita suruh team sporter untuk menyorakinya,” ucap pelatih lawan.
Okey coach,,,, bagus,” seru asisten pelatih lawan.
“Ya ! ayo ! latih dulu respon atlet kita, agar bisa menahan gempuran si Van bolon itu,” perintah pelatih lawan.
“Osh ...” seru asisten pelatih lawan.

Hari pertandinganpun di mulai tetapi Van bolon sepertinya mengalami kecemasan, padahal tim pelatih psikologi sudah melatih mentalnya lewat latihan relaksasi dan latihan kecemasan lainya. Tetapi itulah nyatanya, sang atlet mengalami kecemasan.
Biasanya kalau atlet masuk kejuaraan tertinggi apalagi belum pernah di alami, tingkat kecemasan memang akan tinggi, dia kelihatan biasa saja, wajah serius, tetapi pelatihnya tahu betul bahwa dia mengalami kecemasan karena sering menelan ludah dan dua kali permisi ke toilet. Dalam ilmu psikologi olahraga pertanda si atlet mengalami kecemasan.
“Kalau kamu mau berprestasi tinggi, maka turunkanlah rasa kecemasanmu, bukan berarti kecemasan itu tidak penting, kecemasan itu penting tetapi sewajarnya gunanya agar ada motivasi ingin berprestasi,” saran pelatih psikologinya.
“Osh senpai ...” jawabnya yang artinya; ya guru.
“Lihat lawanmu lemah-lemah,,, kamu pasti bisa,” membangkitkan mental Van bolon.

Sumber: Novel Mossak

Baca Selengkapnya ....

Follow

Ricky Pratama support Eva's Blog - Original design by Bamz | Copyright of OLAHRAGA.

BINTANG

box

kursor

Blogger Widgets - See more at: www.simbolonbermanhot.blogspot.com