.

New Snowline Chainsen Pro Extra Large Size Eisen Crampon Micro Spikes Snow Ice

New Snowline Chainsen Pro Extra Large Size Eisen Crampon Micro Spikes Snow Ice
Rp 792.953

SONY PLAYSTATION 4 (PS4) 500GB

SONY PLAYSTATION 4 (PS4) 500GB
Rp 4.675.000 - 5.500.000

Novel Bertema Beladiri

Novel Bertema Beladiri

pesan hotel murah di sini !

Iklan

Web Utama

Menu

KOMPONEN-KOMPONEN DAN STATUS KONDISI FISIK

Posted by Berman HS Sabtu, 07 September 2013 0 komentar



A. Macam-macam Komponen Kondisi Fisik

Kodisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan system prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut. Hal ini akan semakin jelas bila kita sampai pada masalah status kondisi fisik (Sajoto. 1990: 16).
Adapun kebugaran fisik dapat di artikan sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat kita melakukan kegiatan lain, masih memiliki sisa energi yang cukup untuk menangani tekanan tambahan atau keadaan darurat yang mungkin timbul
Sepuluh komponen kondisi fisik masing-masing adalah sebagai berikut:
  1. Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
  2. Daya tahan (endurance), dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yakni: a). Daya tahan umum (general endurance) adalaah kemampuan seseorang dalam mempergunakan system jantung dan peredaran darahnya secara efektif dan efesien untuk menjalankan kerja secara terus menerus, yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalm waktu cukup lama. b.) daya tahan otot (local endurance) adalah kemampun seseorang dalm mempergunakan otonya untuk berkntraksi secra terus-menerus dalam waktu yang relative lama dengan beban tertentu.
  3. Daya ledak (muscular power) adalah kemampuna seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksismum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa daya ledak  (Power) sama dengan kekuatan (force) x kecepatan (felocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang berseifat ekslkosive.
  4. Kecepatan (speed) adalah kemampuan sseorang untk mengerjakan gerakan bereinambungan dalam bentukk ynag sama dalam waktu sesingkat-singkatnya seperti dalam lari cepat, puulan dalam tinju, balap sepeda, panahan dan lain-lain. Dalam hal ini ada kecepatan  gerak  dan kecepatan explosive.
  5. Daya lentur (flexsibility) adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan ssangat mudah ditandai dengan tingka fleksibilits persendian pada seluruh tubuh.
  6. Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi diarena tertentu. Seseorang yang mapau merubah satu posisi yang berbeda dalm kecepatan tinggi deng  koordinasi yng baik, berarti kelincahannya cukup baik.
  7. Koordinasi (coordianation) adalah kemampun seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola geraan tungal secra efektif. Misalnya dalam bermain tenni, seorang pemain akan keliahatan mempunyai koordinasi yang naik bila ia dapat bergerak kearah bola samil mengayun raket, kemudian memukulnya dengan teknik yang benar.
  8. Keseimbangan (balance) adalah kemampun seseorang mengendalikan organ-organ saraf otot, seperti dalam handstand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain). Dibidang olehraga banyak hal yang harus dilakukan atlit dalam masalah keseimbangan ini, baik dalam menghilangkan  ataupun mempertahankan keseimbangan.
  9. Ketepatan (accuracy) . adalah seseorang yuntuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jaraka aatu mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah s atu bagian tubuh.
10.  Reaksi (reaction) ada;lah kemampna seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditumbulkan lewat indra, saraf atau filling lainnya. Seperti  dalam mengantisipasi daytangnya bola yang aharis  ditangkap dan lain-lain.
B. Status Kondisi Fisik
Setelah mengetahui komponen-komponen dari kondisi fisik yang merupakan satu kesatuan yang utuh, maka yang perlu diketahui selanjutnya  adalah bagaimana seorang atlet dapat diketahui status atau keadaan kondisi fisiknya pada suatu saat.
Beberapa Macam Tes Kondisi Fisik:
  1. Tes Kekuatan Otot
Tes ini untuk mengetahui kemampuan kekuatan otot seseorang. Ada dua bentuk tes yang dimaksud, masing-masing adalah:
1.1.             Tes laboraturium dengan mempergunakan alat-alat seperti dynamometer, electromigrafie dan tensiometer. Yang mudah didapat dan mudah dipergunakan adalah dynamometer. Hand and grip dynamometer adalah alat untuk mengukur dorong dan tarik lengan, serta kekuatan genggam tangan. Sedangkan leg and back dynamometer adalah alat untuk mengukur kekuatan otot-otot paha dan pinggang.
1.2.             Tes lapangan atau performance test.
Tes ini untuk mengetahui secara langsung mengetahui dan kemampuan kekuatan serta daya tahan otot seseorang. Salah satu tes tersebut adalah “Navi Standart Physical Fitnes Test”. Otot yang diukur adalah lengan, paha dan perut.
  1. Tes Daya Tahan (endurance)
Tes ini untuk mengetahui kemampuan cardio vasculair sistem didalam mengelola O2 dalam tubuh yang dipergunakan pada waktu kerja berat. Kemampuan ini dikenal dengan simbol VO2 max, atau disebut sebagai Maximal Aerobic Power dengan satuan yang dipakai adalah liter permenit per berat badan, disingkat dengan cc/kg/BB/men.
2.1.            Tes laboratorium dengan mempergunakan alat-alat seperti Ergocycle and treadmill.
2.2.            Tes lapangan atau performance test, seperti Harvard Step Tes, dan lari 12 menit (Aerobic Test). Sekarang dikenal tes lari 15 menit dari Alan D. Roberts.
  1. Tes Daya Ledak (Muscular Power)
Tes ini untuk mengukur kemampuan daya ledak otot tertentu; sampai saat ini penyusun hanya mengetahui tes daya ledak kaki yang menggunakan metode dan standart dai Alan D. Robert dan Margaria-Kalamestair Test.
  1. Tes Kecepatan ( Speed)
Tes ini untuk mengukur kecepatan seseorang dalam bergerak. Tes kecepatan bergerak dengan  lari cepat 40 Yard lurus kedepan dari Alan D. Roberts.
  1. Tes Daya Tahan Lentur ( Flexibility)
5.1.            Tes di laboratorium dengan mempergunakan alat-alat seperti goneometer fleksometer atau elektrogonoimeter.
5.2.            Tes di lapangan dengan penggaris, pada umumnya untuk mengukur kelenturan sendi-sendi dalam tubuh seperti tes untuk mengukur:
5.2.1.      Daya lentur punggung kedepan dan kebelakang.
5.2.2.      Daya lentur (renggang) dri selangkang.
5.2.3.      Daya lentur sendi horizontaldan vertikal
5.2.4.      Daya lentur pergelangan kaki ke arah punggungdan telapak kaki.
  1. Tes Kelincahan (agility)
Tes ini digunakan untuk mengukur kelincahan seseorang dalam merubah arah. Tes yang sangat sederhana adalah Shuttle-Run, sedang yang lebih kompleks adalah Dodging-Run. Selanjutnya tentang tes yang lain seperti untuk memgukur koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi, pada dasarnya dilaksanakan dalam tes kemampuan langsung, sesuai dengan karakteristik cabang olahraga yang berhubungan.
Dengan alat-alat tes  maupun tes lapangan, barulah kemudian dapat diketahui status seseorang pada waktu itu apakah dalam keadaan baik, sedang atau kurang, baik secara  keseluruhan maupun secara komponen masing-masing. Berdasarkan keadaan  tersebut barulah seseorang dapat menyusun program latihan fisik untuk jangka waktuyang ditentukan, sesuai status yang diperlukan

Daftar Rujukan:

Sarjoto Mpd.Drs M. 1990. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.Semarang. Effhar Offset Semarang.
http://EzineArticles.com/?expert=Peter_Somerville. Juni 07, 2006.
http://EzineArticles.com/?expert=Peter_Somerville. Juni 07, 2006).





Komponen-komponen Kondisi Fisik
Komponen kondisi fisik (Bompa, 1990:29) sebagai komponen kesegaran biometrik dimana komponen kesegaran motorik terdiri dari dua kelompok komponen, masing-masing adalah kelompok kesegaran jasmani yaitu: 1) kesegaran otot, 2) kesegaran kardiovaskular, 3) kesegaran keseimbangan jumlah dalam tubuh dan  4) kesegaran kelentukan. Kelompok komponen lain dikatakan sebagai kelompok komponen kesegaran motorik yang terdiri dari: 1) koordinasi gerak, 2) keseimbangan, 3) kecepatan, 4) kelincahan, 5) daya ledak otot.
Disamping itu ada dua komponen yang dapat dikategorikan sebagai komponen kondisi fisik yaitu: 1) ketepatan dan 2) reaksi. Apabila komponen gerak digabung ke dalam komponen kelincahan, maka ada 10 komponen yang masuk kategori kondisi fisik, yang mana kesepuluh komponen tersebut dapat diukur keadaan melalui satu tes  seperti tersebut di atas. Adapun komponen yang dimaksud adalah :
1) Kekuatan (Strenght)
Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto, 1995:8). Kekuatan adalah kemampuan untuk membangkitkan ketegangan otot terhadap suatu keadaan (Garuda Mas, 2000 : 90). Kekuatan memegang peranan yang penting, karena kekuatan adalah daya penggerak setiap aktivitas dan merupakan persyaratan untuk meningkatkan prestasi. Dalam permainan sepak bola, kekuatan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan permaian seseorang dalam bermain. Karena dengan kekuatan seorang pemain akan dapat merebut atau melindungi bola dengan baik (selain ditunjang dengan faktor teknik bermain yang baik). Selain itu, dengan memiliki kekuatan yang baik dalam sepak bola, pemain dapat melakukan tendangan keras dalam usaha untuk mengumpan daerah kepada teman maupun untuk mencetak gol.
2) Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu (M. Sajoto, 1995:8). Daya tahan adalah kemampun untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama, dan setelah berlatih dalam jangka waktu lama tidak mengalami kelelahan yang berlebihan (Garuda Mas, 2000 : 89). Permainan sepak bola merupakan salah satu permainan yang membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Daya tahan penting dalam permainan sepak bola sebab dalam jangka waktu 90 menit bahkan lebih, seorang pemain melakukan kegiatan fisik yang terus menerus dengan berbagai bentuk gerakan seperti berlari, melompat, meluncur (sliding), body charge dan sebagainya yang jelas memerlukan daya tahan yang tinggi.
3) Daya Otot (Muscular Power)
Daya otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerjakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M. Sajoto, 1995:8). Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal-hal tersebut akan mempengaruhi daya otot. Jadi daya otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara tiba-tiba. Dalam permainan sepak bola diperlukan gerakan yang dilakukan secara tiba-tiba misalnya gerakan yang dilakukan pada saat merebut bola. Pemakaian daya otot ini dilakukan dengan tenaga maksimal dalam waktu singkat dan pendek. Orang yang sering melakukan aktifitas fisik membuat daya ototnya menjadi baik. Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi daya otot.
4) Kecepatan (Speed)
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M.Sajoto, 1995:8). Oleh karena itu seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat melakukan suatu gerakan yang singkat atau dalam waktu yang pendek setelah menerima rangsang. Kecepatan disini dapat didefinisikan sebagai laju gerak berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh. Faktor yang mempengaruhi kecepatan, antara lain adalah : kelentukan, tipe tubuh, usia, jenis kelamin (Dangsina Moeloek, 1984 : 7-8). Kecepatan juga merupakan salah satu faktor yang menetukan kemampuan seseorang dalam bermain sepak bola. Pemain yang memiliki kecepatan akan dapat dengan cepat menggiring bola ke daerah lawan dan akan mempermudah pula dalam mencetak gol ke gawang lawan, selain itu kecepatan juga diperlukan dalam usaha pemain mengejar bola.
5) Daya Lentur (Fleksibility)
Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh (M. Sajoto, 1995:9). Kelentukan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu persendian. Jadi meliputi hubungan antara tubuh persendian umumnya tiap persendian mempunyai kemungkinan gerak tertentu sebagai akibat struktur anatominya. Gerak yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah fleksi batang tubuh tetapi kelentukan yang baik pada tempat tersebut belum tentu di tempat lain pula demikian (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dengan demikian kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan gerakan secara bebas. Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk penguluran dan kelentukan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan adalah usia dan aktifitas fisik pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat menurunnya aktifitas otot sebagai akibat berkurang latihan (aktifitas fisik). Sepak bola memerlukan unsur fleksibility, ini dimaksudkan agar pemain dapat mengolah bola, melakukan gerak tipu, sliding tackle serta mengubah arah dalam berlari.
6) Kelincahan (Agility)
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1995:9). Sedangkan menurut Dangsina Moeloek (1984 : 8) menggunakan istilah ketangkasan. Ketangkasan adalah kemampuan merubah secara tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Kelincahan seseorang dipengaruhi oleh usia, tipe tubuh, jenis kelamin, berat badan, kelentukan (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dari kedua pendapat tersebut terdapat pengertian yang menitik beratkan pada kemampuan untuk merubah arah posisi tubuh tertentu. Kelincahan sering dapat kita amati dalam situasi permainan sepak bola, misalnya seorang pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih dapat menguasai bola dan mengoperkan bola tersebut dengan tepat kepada temannya. Dan sebaliknya, seorang pemain yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh.
7) Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot (M. Sajoto, 1995:9). Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot. Diperlukan tidak hanya pada olah raga tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari (Dangsina Moeloek, 1984 : 10). Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun olah raga untuk itu penting dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Seorang pemain sepak bola apabila memiliki keseimbangan yang baik, maka pemain itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu menguasai bola. Apabila keseimbangannya baik maka pemain tersebut tidak akan mudah jatuh dalam perebutan bola maupun dalam melakukan body contact terhadap pemain lawan.
8) Koordinasi  (Coordination)
Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerak yang berada berada ke dalam pola garakan tunggal secara efektif  (Sajoto, 1995:9). Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan (Dangsina Moeloek, 1984 : 4). Jadi apabila seseorang itu mempunyai koordinasi yang baik maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan mudah secara efektif. Dalam sepak bola, koordinasi digunakan pemain agar dapat melakukan gerakan teknik dalam sepak bola secara berkesinambungan, misalnya berlari dengan melakukan dribble yang dilanjutkan melakukan shooting kearah gawang dan sebagainya.
9) Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran, sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bidang tubuh (M. Sajoto, 1995:9). Dengan latihan atau aktivitas olahraga yang menuju tingkat kesegaran jasmani maka ketepatan dari kerja tubuh untuk mengontrol suatu gerakan tersebut menjadi efektif dan tujuan tercapai dengan baik. Ketepatan dalam sepak bola merupakan usaha yang dilakukan seorang pemain untuk dapat mengoperkan bola secara tepat pada teman, selain itu juga dapat melakukan shooting ke arah gawang secara tepat untuk mencetak gol.  
10) Reaksi (Reaction)
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau rasa lainnya. Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian bentuk tes kemampuan (M. Sajoto, 1995:10). Reaksi dapat dibedakan menjadi tiga macam tingkatan yaitu reaksi terhadap rangsangan pandang, reaksi terhadap pendengaran dan reaksi terhadap rasa. Seorang pemain sepak bola harus mempunyai reaksi yang baik, hal ini dimaksudkan agar pemain mampu untuk bergerak dengan cepat dalam mengolah bola. Biasnya reaksi sangat di butuhkan oleh seorang penjaga gawang untuk menghalau bola dari serangan lawan, akan tetapi semua pemain dituntut juga harus mempunyai reaksi yang baik pula.
Sebelum diterjunkan ke arena pertandingan, seorang pemain sudah berada dalam kondisi dan tingkat kesegaran jasmani yang baik untuk menghadapi intensitas kerja dan tekanan-tekanan yang akan timbul dalam pertandingan.
Proses latihan kondisi dalam olahraga adalah suatu proses yang harus dilakukan dengan hati-hati, dengan sabar dan penuh kewaspadan terhadap atlet. Melalui latihan yang berulang-ulang dilakukan, yang intensitas dan kompleksitasnya sedikit demi sedikit bertambah, lama-kelamaan seorang pemain akan berubah menjadi seorang pemain yang lincah, terampil dan berhasil guna.
Setelah pemain mencapai tingkat kondisi yang baik untuk menghadapi musim-musim berikutnya, latihan-latihan kondisi tersebut harus tetap dilanjutkan selama musim dekat perlombaan, meskipun tidak seintensif seperti sebelumnya. Maksudnya adalah tingkatan kondisi fisik dapat tetap dipertahankan selama musim-musim tersebut.
Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Saturday, December 04, 2010
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook


















 
22Agar kondisi fisik selalu terjaga maka harus dilakukan latihan fisik secara teratur, terprogram dan menurut prinsip-prinsip dasar latihan fisik.Latihan fisik pada prinsipnya menurut Brooks ( 1984 : 67-114 ) adalahmemberikan stress fisik terhadap tubuh secara teratur, sistematik,berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kemampuandidalam melakukan kerja secara teratur. Dan menurut Fox ( 1988 : 233 ) bahwalatihan fisik yang teratur, sistematik dan berkesinambungan yang tertuangdalam suatu program latihan akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata,tetapi tidak demikian halnya jika latihan dilakukan secara tidak teratur. Olehkarena itu dalam melakukan latihan fisik harus diperhatikan prinsip-prinsipdasar latihan.Dalam buku
Physical Education for Children
yang ditulis olehGabbard ( 1987 : 50 ) disebutkan bahwa program
 physical fitness
agardifokuskan pada perkembangan dan pemeliharaan dari komponen dasarkesehatan, disamping juga pentingnya kesegaran jasmani yang berhubungandengan keterampilan seperti :
speed 
, koordinasi, keseimbangan dan kelincahan.Berkaitan dengan program pendidikan jasmani yang digunakan sebagai suatupendekatan pokok, yang oleh Gallahue program itu digambarkan sebagai suatugerakan analisa model dan bahwa manfaat utama dari konsep gerakan adalahupaya, usaha Gallaue juga mengingatkan bahwa manfaat konsep gerakan yangmempunyai nilai pada bidang pendidikan jasmani seperti aktifitas menari,permainan, olahraga dan senam, yang mana aktivitas tersebut dapat digunakansebagai sarana untuk mengembangkan dan menghaluskan keterampilan gerak.
 
23Sejalan dengan pendekatan pada pendidikan jasmani dijelaskan bahwa modelperkembangan di definisikan sebagai suatu pendekatan pendidikan jasmani,yang dimaksud adalah : mendidik anak dalam menggunakan tubuhnya, agarmereka dapat bergerak lebih efektif dan efisien dalam banyaknya macamgerakan dasar. Kemampuan dasar dapat diterapkan terhadap banyaknya macamgerakan keterampilan baik yang perkembangannya berhubungan denganolahraga maupun tidak.Pada pokok model perkembangan difokuskan pada pemberianpengalaman gerakan untuk dikembangkan, permainan, olahraga, menari danlainnya yang membantu sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan. Dandijelaskan pula bahwa aktifitas seperti : menari, permainan, senam pada tingkatsekolah dasar memainkan peranan yang integral dalam perkembangan,penghalusan dan bermanfaat pada keterampilan dasar gerakan dasar ( Gabbard,1987 : 245-246 ). Namun demikian perencanaan program latihan harusdilakukan sesuai dengan prinsip dasar latihan pada umumnya. Dan Gabbardmengatakan bahwa program latihan dapat mencapai optimal bila dilakukansesuai dengan prinsip-prinsip dasar latihan dan pengetrapanannya dilakukandengan hati-hati. Adapun prinsip-prinsip dasar latihan tersebut meliputi :1)

Prinsip beban berlebih.Bahwa untuk mendapatkan efek latihan yang baik organ tubuh harus diberisebab melebihi beban aktivitas sehari-hari Beban diberikan bersifat individual,mendekati beban maksimal hingga beban maksimal ( Fox., 1984 : 194 ), prinsipini dapat meningkatkan penampilan secara umum.
 
242)

Prinsip beban bertambah atau
the principle of progressive resistance
.Prinsip beban bertambah ini dilakukan dengan meningkatkan beban secarabertahap dalam suatu program latihan ialah dengan meningkatkan berat beban,set, repetisi, frekwensi dan lama latihan.3)

Prinsip individual atau the
Priciples of individuallity
.Pada prinsipnya karakteristik seseorang berbeda, baik secara fisik maupunsecara psychologis. Oleh karena itu target latihan disesuaikan dengan tingkatkemampuan jasmani seseorang, dengan tujuan yang akan dicapai dan lamanyalatihan.4)

Prinsip reversible atau
The principles of reversibility
.Bahwa kwalitas yang diperoleh dari latihan akan menurun kembali apabila tidak dilakukan secara teratur dan kontinyu. Oleh karena itu kesinambungan latihanmempunyai peranan yang sangat penting dengan tidak melupakan adanya pulihasal ( Ardle., 1981 : 39-93).






   latihan Kelenturan
Kelenturan diperoleh dengan melakukan berbagai latihan peregangan, yang dapat dilakukan di manapun dan dalam posisi apapun. Peregangan dapat dilakukan sambil berdiri maupun duduk, dan berbagai benda dapat digunakan sebagai alat bantu latihan, misalnya tembok, kursi, lemari, dan sebagainya.
Namun, jika anda belum mampu melakukan latihan lengkap, berikut ini berbagai cara kreatif untuk memacu anda melaksanakan latihan:
  • Pertama, Gunakan tangga sebanyak mungkin dan hindari lift maupun elevator. Sebagai variasi, lompati 2 anak tangga sekaligus, atau percepat langkah Anda.
  • Kedua, berjalanlah sebanyak anda bisa. Banyak cara dapat Anda lakukan, misalnya dengan memarkir kendaraan agak jauh dari tujuan, dan hindari berbelanja secara drive-through. Jika anda memindahkan barang-barang, jangan lakukan sekaligus sehingga anda perlu berjalan bolak-balik.
Sumber: http://www.sehatbugar.info





Melatih Kelenturan (Fleksibilitas) Tubuh – Kelentukan sangat penting dikembangkan mengingat kelentukan adalah salah satu komponen kebugaran jasmani selain daya tahan, kelincahan, kecepatan dan keseimbangan. Fleksibilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari sebuah sendi dan otot, serta tali sendi di sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak maksimal yang diharapkan. Fleksibilitas optimal memungkinkan sekelompok atau satu sendi untuk bergerak dengan efisien. Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam sendi. Selain itu, kelentukan ditentukan juga oleh keelastisan otot-otot tendon dan ligamen.

Manfaat Melakukan Latihan Kelentukan :
  • Membantu meraih suatu prestasi dalam bidang olahraga.
  • Membantu mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan.
  • Mencegah kemungkinan terjadinya cedera pada otot dan sendi.
  • Menghemat pengeluaran tenaga saat melakukan gerakan.
  • Membantu memperbaiki sikap tubuh.
Bentuk-Bentuk Latihan Kelentukan :

Peregangan dinamis
Latihan peregangan dinamis dilakukan dengan cara menggerakkan anggota tubuh secara ritmis dengan gerakan-gerakan memutar atau memantul-mantulkan anggota tubuh sehingga otot-otot tubuh terasa teregangkan. Contoh gerakan dinamls, antara lain:
  • Gerakan push up
  • Tubuh tertelungkup, kemudian mengangkat dada dan punggung setinggi-tingginya.
  • Duduk dengan tungkai lurus, kemudian mencoba menyentuh ujung kaki dengan jari tangan.
Peregangan statis
Peregangan statis dapat dilakukan dengan cara mengambil sikap sedemikian rupa sehingga meregangkan suatu kelompok otot tertentu. Contoh peregangan statis antara lain:
  • Sikap berdiri dengan tungkai lurus.
  • Badan dibungkukkan.
  • Mencoba untuk menyentuh tungkai
Peregangan pasif
Seseorang melakukan gerakan relaksasi terhadap kelompok otot tertentu. Kemudian dengan bantuan orang lain meregangkan otot tersebut secara perlahan sampai titik fleksibilitas maksimum.
Peregangan kontraksi relaksasi
Pelaku melakukan kontraksi terhadap suatu tahanan yang diberikan oleh temannya pada sekelompok otot selama enam detik.

Read more:
http://suaraterbaru.com/latihan-kelentukan-fleksibilitas/olahraga/#ixzz1hikXaXRW


MELATIH KELENTURAN
Kelenturan adalah keleluasaan bergerak persendian-persendian dan otot-otot kita karena latihan yang dilakukan dengan baik. Kelentukan mempunyai fungsi yang sangat penting terhadap otot-otot dan persendian kita. Karena dengan lentur menjadikan gerakan kita lebih efektif dan yang terpenting otot kita tidak mudah cedera. Nah, lalu bagaimana melatih kelenturan tubuh kita? Pertama, kelenturan dinamis jika gerakan yang kita lakukan dengan cara kita gerakan berkelanjutan, kedua, latihan kelenturan secara statis jika latihan yang kita berikan bersikaf diam. Contoh latihan kelenturan dinamis jika kita melakukan gerakan duduk telunjur dan lengan dan badan kita ayunkan ke depan seakan-akan ujung lengan akan menyentuh ujung kaki. Gerakan ini dilakukan dengan mengayunkan badan beberapa kali ulangan. kelenturan statis contohnya jika kita melakukan gerakan mengangkat salah satu kaki kita ke atas dan usahakan untuk berusaha mencium lutut dan ini berlangsung dengan hitungan detik misal 15 detik berhenti tanpa diayunkan. anda ingin mencoba? Kesulitan? beri komentar dan akan saya balas






Artikel terkait :

*      Kaset karate







TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:

KOMPONEN-KOMPONEN DAN STATUS KONDISI FISIK


Ditulis oleh Berman HS
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://vanbolon.blogspot.com/2013/09/komponen-komponen-dan-status-kondisi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Follow

Ricky Pratama support Eva's Blog - Original design by Bamz | Copyright of OLAHRAGA.

BINTANG

box

kursor

Blogger Widgets - See more at: www.simbolonbermanhot.blogspot.com