KOMPONEN-KOMPONEN DAN STATUS KONDISI FISIK
Sabtu, 07 September 2013
0
komentar
A.
Macam-macam Komponen Kondisi Fisik
Kodisi fisik adalah satu
kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja,
baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan
kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun
disana-sini dilakukan dengan system prioritas sesuai keadaan atau status tiap
komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan
tersebut. Hal ini akan semakin jelas bila kita sampai pada masalah status
kondisi fisik (Sajoto. 1990: 16).
Adapun kebugaran
fisik dapat di artikan sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif
sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat kita melakukan
kegiatan lain, masih memiliki sisa energi yang cukup untuk menangani tekanan
tambahan atau keadaan darurat yang mungkin timbul
Sepuluh
komponen kondisi fisik masing-masing adalah sebagai berikut:
- Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
- Daya tahan (endurance), dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yakni: a). Daya tahan umum (general endurance) adalaah kemampuan seseorang dalam mempergunakan system jantung dan peredaran darahnya secara efektif dan efesien untuk menjalankan kerja secara terus menerus, yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalm waktu cukup lama. b.) daya tahan otot (local endurance) adalah kemampun seseorang dalm mempergunakan otonya untuk berkntraksi secra terus-menerus dalam waktu yang relative lama dengan beban tertentu.
- Daya ledak (muscular power) adalah kemampuna seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksismum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa daya ledak (Power) sama dengan kekuatan (force) x kecepatan (felocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang berseifat ekslkosive.
- Kecepatan (speed) adalah kemampuan sseorang untk mengerjakan gerakan bereinambungan dalam bentukk ynag sama dalam waktu sesingkat-singkatnya seperti dalam lari cepat, puulan dalam tinju, balap sepeda, panahan dan lain-lain. Dalam hal ini ada kecepatan gerak dan kecepatan explosive.
- Daya lentur (flexsibility) adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan ssangat mudah ditandai dengan tingka fleksibilits persendian pada seluruh tubuh.
- Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi diarena tertentu. Seseorang yang mapau merubah satu posisi yang berbeda dalm kecepatan tinggi deng koordinasi yng baik, berarti kelincahannya cukup baik.
- Koordinasi (coordianation) adalah kemampun seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola geraan tungal secra efektif. Misalnya dalam bermain tenni, seorang pemain akan keliahatan mempunyai koordinasi yang naik bila ia dapat bergerak kearah bola samil mengayun raket, kemudian memukulnya dengan teknik yang benar.
- Keseimbangan (balance) adalah kemampun seseorang mengendalikan organ-organ saraf otot, seperti dalam handstand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain). Dibidang olehraga banyak hal yang harus dilakukan atlit dalam masalah keseimbangan ini, baik dalam menghilangkan ataupun mempertahankan keseimbangan.
- Ketepatan (accuracy) . adalah seseorang yuntuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jaraka aatu mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah s atu bagian tubuh.
10.
Reaksi (reaction) ada;lah kemampna seseorang untuk segera bertindak secepatnya
dalam menanggapi rangsangan yang ditumbulkan lewat indra, saraf atau filling
lainnya. Seperti dalam mengantisipasi daytangnya bola yang aharis
ditangkap dan lain-lain.
B. Status
Kondisi Fisik
Setelah
mengetahui komponen-komponen dari kondisi fisik yang merupakan satu kesatuan
yang utuh, maka yang perlu diketahui selanjutnya adalah bagaimana seorang
atlet dapat diketahui status atau keadaan kondisi fisiknya pada suatu saat.
Beberapa
Macam Tes Kondisi Fisik:
- Tes Kekuatan Otot
Tes ini
untuk mengetahui kemampuan kekuatan otot seseorang. Ada dua bentuk tes yang
dimaksud, masing-masing adalah:
1.1.
Tes laboraturium dengan mempergunakan alat-alat seperti dynamometer,
electromigrafie dan tensiometer. Yang mudah didapat dan mudah dipergunakan
adalah dynamometer. Hand and grip dynamometer adalah alat untuk mengukur dorong
dan tarik lengan, serta kekuatan genggam tangan. Sedangkan leg and back
dynamometer adalah alat untuk mengukur kekuatan otot-otot paha dan pinggang.
1.2.
Tes lapangan atau performance test.
Tes ini
untuk mengetahui secara langsung mengetahui dan kemampuan kekuatan serta daya
tahan otot seseorang. Salah satu tes tersebut adalah “Navi Standart Physical
Fitnes Test”. Otot yang diukur adalah lengan, paha dan perut.
- Tes Daya Tahan (endurance)
Tes ini
untuk mengetahui kemampuan cardio vasculair sistem didalam mengelola O2
dalam tubuh yang dipergunakan pada waktu kerja berat. Kemampuan ini dikenal
dengan simbol VO2 max, atau disebut sebagai Maximal Aerobic Power
dengan satuan yang dipakai adalah liter permenit per berat badan, disingkat
dengan cc/kg/BB/men.
2.1.
Tes laboratorium dengan mempergunakan alat-alat seperti Ergocycle and
treadmill.
2.2.
Tes lapangan atau performance test, seperti Harvard Step Tes, dan lari 12 menit
(Aerobic Test). Sekarang dikenal tes lari 15 menit dari Alan D. Roberts.
- Tes Daya Ledak (Muscular Power)
Tes ini
untuk mengukur kemampuan daya ledak otot tertentu; sampai saat ini penyusun
hanya mengetahui tes daya ledak kaki yang menggunakan metode dan standart dai
Alan D. Robert dan Margaria-Kalamestair Test.
- Tes Kecepatan ( Speed)
Tes ini
untuk mengukur kecepatan seseorang dalam bergerak. Tes kecepatan bergerak
dengan lari cepat 40 Yard lurus kedepan dari Alan D. Roberts.
- Tes Daya Tahan Lentur ( Flexibility)
5.1.
Tes di laboratorium dengan mempergunakan alat-alat seperti goneometer
fleksometer atau elektrogonoimeter.
5.2.
Tes di lapangan dengan penggaris, pada umumnya untuk mengukur kelenturan
sendi-sendi dalam tubuh seperti tes untuk mengukur:
5.2.1.
Daya lentur punggung kedepan dan kebelakang.
5.2.2.
Daya lentur (renggang) dri selangkang.
5.2.3.
Daya lentur sendi horizontaldan vertikal
5.2.4.
Daya lentur pergelangan kaki ke arah punggungdan telapak kaki.
- Tes Kelincahan (agility)
Tes ini
digunakan untuk mengukur kelincahan seseorang dalam merubah arah. Tes yang
sangat sederhana adalah Shuttle-Run, sedang yang lebih kompleks adalah Dodging-Run.
Selanjutnya tentang tes yang lain seperti untuk memgukur koordinasi,
keseimbangan, ketepatan dan reaksi, pada dasarnya dilaksanakan dalam tes
kemampuan langsung, sesuai dengan karakteristik cabang olahraga yang
berhubungan.
Dengan
alat-alat tes maupun tes lapangan, barulah kemudian dapat diketahui
status seseorang pada waktu itu apakah dalam keadaan baik, sedang atau kurang,
baik secara keseluruhan maupun secara komponen masing-masing. Berdasarkan
keadaan tersebut barulah seseorang dapat menyusun program latihan fisik
untuk jangka waktuyang ditentukan, sesuai status yang diperlukan
Daftar
Rujukan:
Sarjoto
Mpd.Drs M. 1990. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam
Olahraga.Semarang. Effhar Offset Semarang.
http://EzineArticles.com/?expert=Peter_Somerville. Juni 07,
2006.
http://EzineArticles.com/?expert=Peter_Somerville. Juni 07,
2006).
Komponen-komponen Kondisi Fisik
Komponen kondisi fisik
(Bompa, 1990:29) sebagai komponen kesegaran biometrik dimana komponen kesegaran
motorik terdiri dari dua kelompok komponen, masing-masing adalah kelompok
kesegaran jasmani yaitu: 1) kesegaran otot, 2) kesegaran kardiovaskular, 3) kesegaran
keseimbangan jumlah dalam tubuh dan 4) kesegaran kelentukan. Kelompok
komponen lain dikatakan sebagai kelompok komponen kesegaran motorik yang
terdiri dari: 1) koordinasi gerak, 2) keseimbangan, 3) kecepatan, 4)
kelincahan, 5) daya ledak otot.
Disamping itu ada dua
komponen yang dapat dikategorikan sebagai komponen kondisi fisik yaitu: 1)
ketepatan dan 2) reaksi. Apabila komponen gerak digabung ke dalam komponen
kelincahan, maka ada 10 komponen yang masuk kategori kondisi fisik, yang mana
kesepuluh komponen tersebut dapat diukur keadaan melalui satu tes seperti
tersebut di atas. Adapun komponen yang dimaksud adalah :
1)
Kekuatan (Strenght)
Kekuatan adalah komponen
kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot-otot untuk
menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto, 1995:8). Kekuatan adalah kemampuan
untuk membangkitkan ketegangan otot terhadap suatu keadaan (Garuda Mas, 2000 :
90). Kekuatan memegang peranan yang penting, karena kekuatan adalah daya
penggerak setiap aktivitas dan merupakan persyaratan untuk meningkatkan
prestasi. Dalam permainan sepak bola, kekuatan merupakan salah satu faktor yang
menentukan kemampuan permaian seseorang dalam bermain. Karena dengan kekuatan
seorang pemain akan dapat merebut atau melindungi bola dengan baik (selain
ditunjang dengan faktor teknik bermain yang baik). Selain itu, dengan memiliki
kekuatan yang baik dalam sepak bola, pemain dapat melakukan tendangan keras
dalam usaha untuk mengumpan daerah kepada teman maupun untuk mencetak gol.
2)
Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan adalah
kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus
menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu (M. Sajoto,
1995:8). Daya tahan adalah kemampun untuk bekerja atau berlatih dalam waktu
yang lama, dan setelah berlatih dalam jangka waktu lama tidak mengalami
kelelahan yang berlebihan (Garuda Mas, 2000 : 89). Permainan sepak bola
merupakan salah satu permainan yang membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu
yang cukup lama. Daya tahan penting dalam permainan sepak bola sebab dalam
jangka waktu 90 menit bahkan lebih, seorang pemain melakukan kegiatan fisik
yang terus menerus dengan berbagai bentuk gerakan seperti berlari, melompat,
meluncur (sliding), body charge dan sebagainya yang jelas
memerlukan daya tahan yang tinggi.
3)
Daya Otot (Muscular Power)
Daya otot adalah kemampuan
seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerjakan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya (M. Sajoto, 1995:8). Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan
otot, kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua
hal-hal tersebut akan mempengaruhi daya otot. Jadi daya otot adalah kualitas
yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara
tiba-tiba. Dalam permainan sepak bola diperlukan gerakan yang dilakukan secara
tiba-tiba misalnya gerakan yang dilakukan pada saat merebut bola. Pemakaian
daya otot ini dilakukan dengan tenaga maksimal dalam waktu singkat dan pendek.
Orang yang sering melakukan aktifitas fisik membuat daya ototnya menjadi baik.
Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan kontraksi otot sehingga
semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi daya otot.
4)
Kecepatan (Speed)
Kecepatan adalah kemampuan
seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M.Sajoto, 1995:8). Oleh karena itu
seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat melakukan suatu gerakan yang
singkat atau dalam waktu yang pendek setelah menerima rangsang. Kecepatan
disini dapat didefinisikan sebagai laju gerak berlaku untuk tubuh secara
keseluruhan atau bagian tubuh. Faktor yang mempengaruhi kecepatan, antara lain
adalah : kelentukan, tipe tubuh, usia, jenis kelamin (Dangsina Moeloek, 1984 :
7-8). Kecepatan juga merupakan salah satu faktor yang menetukan kemampuan
seseorang dalam bermain sepak bola. Pemain yang memiliki kecepatan akan dapat
dengan cepat menggiring bola ke daerah lawan dan akan mempermudah pula dalam
mencetak gol ke gawang lawan, selain itu kecepatan juga diperlukan dalam usaha
pemain mengejar bola.
5)
Daya Lentur (Fleksibility)
Daya lentur adalah
efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan
pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat
fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh (M. Sajoto, 1995:9).
Kelentukan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh
suatu persendian. Jadi meliputi hubungan antara tubuh persendian umumnya tiap
persendian mempunyai kemungkinan gerak tertentu sebagai akibat struktur
anatominya. Gerak yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah fleksi
batang tubuh tetapi kelentukan yang baik pada tempat tersebut belum tentu di
tempat lain pula demikian (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dengan demikian
kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan gerakan secara bebas. Tubuh yang
baik harus memiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat dicapai dengan
latihan jasmani terutama untuk penguluran dan kelentukan. Faktor yang
mempengaruhi kelentukan adalah usia dan aktifitas fisik pada usia lanjut
kelentukan berkurang akibat menurunnya aktifitas otot sebagai akibat berkurang
latihan (aktifitas fisik). Sepak bola memerlukan unsur fleksibility, ini
dimaksudkan agar pemain dapat mengolah bola, melakukan gerak tipu, sliding
tackle serta mengubah arah dalam berlari.
6)
Kelincahan (Agility)
Kelincahan adalah
kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, seseorang yang mampu
mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang
baik, berarti kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1995:9). Sedangkan menurut
Dangsina Moeloek (1984 : 8) menggunakan istilah ketangkasan. Ketangkasan adalah
kemampuan merubah secara tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada
keseimbangan. Kelincahan seseorang dipengaruhi oleh usia, tipe tubuh, jenis
kelamin, berat badan, kelentukan (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dari kedua
pendapat tersebut terdapat pengertian yang menitik beratkan pada kemampuan untuk
merubah arah posisi tubuh tertentu. Kelincahan sering dapat kita amati dalam
situasi permainan sepak bola, misalnya seorang pemain yang tergelincir dan
jatuh di lapangan, namun masih dapat menguasai bola dan mengoperkan bola
tersebut dengan tepat kepada temannya. Dan sebaliknya, seorang pemain yang
kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai
bola, namun kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh.
7)
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah
kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot (M. Sajoto,
1995:9). Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada
saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera
penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada
otot. Diperlukan tidak hanya pada olah raga tetapi juga dalam kehidupan
sehari-hari (Dangsina Moeloek, 1984 : 10). Keseimbangan ini penting dalam
kehidupan maupun olah raga untuk itu penting dimana tanpa keseimbangan orang
tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Seorang pemain sepak bola apabila
memiliki keseimbangan yang baik, maka pemain itu akan dapat mempertahankan
tubuhnya pada waktu menguasai bola. Apabila keseimbangannya baik maka pemain
tersebut tidak akan mudah jatuh dalam perebutan bola maupun dalam melakukan body
contact terhadap pemain lawan.
8)
Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah
kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerak yang berada berada ke
dalam pola garakan tunggal secara efektif (Sajoto, 1995:9). Koordinasi
menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan
(Dangsina Moeloek, 1984 : 4). Jadi apabila seseorang itu mempunyai koordinasi
yang baik maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan mudah secara efektif. Dalam
sepak bola, koordinasi digunakan pemain agar dapat melakukan gerakan teknik
dalam sepak bola secara berkesinambungan, misalnya berlari dengan melakukan dribble
yang dilanjutkan melakukan shooting kearah gawang dan sebagainya.
9)
Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan adalah kemampuan
seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran,
sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang
harus dikenai dengan salah satu bidang tubuh (M. Sajoto, 1995:9). Dengan latihan
atau aktivitas olahraga yang menuju tingkat kesegaran jasmani maka ketepatan
dari kerja tubuh untuk mengontrol suatu gerakan tersebut menjadi efektif dan
tujuan tercapai dengan baik. Ketepatan dalam sepak bola merupakan usaha yang
dilakukan seorang pemain untuk dapat mengoperkan bola secara tepat pada teman,
selain itu juga dapat melakukan shooting ke arah gawang secara tepat
untuk mencetak gol.
10)
Reaksi (Reaction)
Reaksi adalah kemampuan
seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang
ditimbulkan lewat indera, syaraf atau rasa lainnya. Status kondisi fisik
seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian bentuk tes kemampuan (M.
Sajoto, 1995:10). Reaksi dapat dibedakan menjadi tiga macam tingkatan yaitu
reaksi terhadap rangsangan pandang, reaksi terhadap pendengaran dan reaksi
terhadap rasa. Seorang pemain sepak bola harus mempunyai reaksi yang baik, hal
ini dimaksudkan agar pemain mampu untuk bergerak dengan cepat dalam mengolah
bola. Biasnya reaksi sangat di butuhkan oleh seorang penjaga gawang untuk
menghalau bola dari serangan lawan, akan tetapi semua pemain dituntut juga
harus mempunyai reaksi yang baik pula.
Sebelum diterjunkan ke arena
pertandingan, seorang pemain sudah berada dalam kondisi dan tingkat kesegaran
jasmani yang baik untuk menghadapi intensitas kerja dan tekanan-tekanan yang
akan timbul dalam pertandingan.
Proses latihan kondisi
dalam olahraga adalah suatu proses yang harus dilakukan dengan hati-hati,
dengan sabar dan penuh kewaspadan terhadap atlet. Melalui latihan yang
berulang-ulang dilakukan, yang intensitas dan kompleksitasnya sedikit demi
sedikit bertambah, lama-kelamaan seorang pemain akan berubah menjadi seorang
pemain yang lincah, terampil dan berhasil guna.
Setelah pemain mencapai
tingkat kondisi yang baik untuk menghadapi musim-musim berikutnya,
latihan-latihan kondisi tersebut harus tetap dilanjutkan selama musim dekat
perlombaan, meskipun tidak seintensif seperti sebelumnya. Maksudnya adalah
tingkatan kondisi fisik dapat tetap dipertahankan selama musim-musim tersebut.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
22Agar kondisi fisik selalu terjaga maka harus
dilakukan latihan fisik secara teratur, terprogram dan menurut
prinsip-prinsip dasar latihan fisik.Latihan fisik pada prinsipnya menurut
Brooks ( 1984 : 67-114 ) adalahmemberikan stress fisik terhadap tubuh secara
teratur, sistematik,berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat
meningkatkan kemampuandidalam melakukan kerja secara teratur. Dan menurut Fox (
1988 : 233 ) bahwalatihan fisik yang teratur, sistematik dan berkesinambungan
yang tertuangdalam suatu program latihan akan meningkatkan kemampuan fisik
secara nyata,tetapi tidak demikian halnya jika latihan dilakukan secara tidak
teratur. Olehkarena itu dalam melakukan latihan fisik harus diperhatikan
prinsip-prinsipdasar latihan.Dalam buku
Physical Education
for Children
yang ditulis olehGabbard ( 1987 : 50 ) disebutkan bahwa program
physical
fitness
agardifokuskan pada perkembangan dan pemeliharaan dari komponen
dasarkesehatan, disamping juga pentingnya kesegaran jasmani yang
berhubungandengan keterampilan seperti :
speed
, koordinasi, keseimbangan dan kelincahan.Berkaitan dengan program
pendidikan jasmani yang digunakan sebagai suatupendekatan pokok, yang oleh
Gallahue program itu digambarkan sebagai suatugerakan analisa model dan bahwa
manfaat utama dari konsep gerakan adalahupaya, usaha Gallaue juga mengingatkan
bahwa manfaat konsep gerakan yangmempunyai nilai pada bidang pendidikan jasmani
seperti aktifitas menari,permainan, olahraga dan senam, yang mana aktivitas
tersebut dapat digunakansebagai sarana untuk mengembangkan dan menghaluskan
keterampilan gerak.
23Sejalan dengan pendekatan pada pendidikan jasmani
dijelaskan bahwa modelperkembangan di definisikan sebagai suatu pendekatan
pendidikan jasmani,yang dimaksud adalah : mendidik anak dalam menggunakan
tubuhnya, agarmereka dapat bergerak lebih efektif dan efisien dalam banyaknya
macamgerakan dasar. Kemampuan dasar dapat diterapkan terhadap banyaknya
macamgerakan keterampilan baik yang perkembangannya berhubungan denganolahraga
maupun tidak.Pada pokok model perkembangan difokuskan pada pemberianpengalaman
gerakan untuk dikembangkan, permainan, olahraga, menari danlainnya yang
membantu sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan. Dandijelaskan pula
bahwa aktifitas seperti : menari, permainan, senam pada tingkatsekolah dasar
memainkan peranan yang integral dalam perkembangan,penghalusan dan bermanfaat
pada keterampilan dasar gerakan dasar ( Gabbard,1987 : 245-246 ). Namun
demikian perencanaan program latihan harusdilakukan sesuai dengan prinsip dasar
latihan pada umumnya. Dan Gabbardmengatakan bahwa program latihan dapat
mencapai optimal bila dilakukansesuai dengan prinsip-prinsip dasar latihan dan
pengetrapanannya dilakukandengan hati-hati. Adapun prinsip-prinsip dasar
latihan tersebut meliputi :1)
Prinsip beban berlebih.Bahwa untuk mendapatkan efek latihan yang baik organ
tubuh harus diberisebab melebihi beban aktivitas sehari-hari Beban diberikan
bersifat individual,mendekati beban maksimal hingga beban maksimal ( Fox., 1984
: 194 ), prinsipini dapat meningkatkan penampilan secara umum.
242)
Prinsip beban bertambah atau
the
principle of progressive resistance
.Prinsip beban bertambah ini dilakukan dengan
meningkatkan beban secarabertahap dalam suatu program latihan ialah dengan meningkatkan
berat beban,set, repetisi, frekwensi dan lama latihan.3)
Prinsip individual atau the
Priciples of
individuallity
.Pada prinsipnya karakteristik seseorang berbeda,
baik secara fisik maupunsecara psychologis. Oleh karena itu target latihan
disesuaikan dengan tingkatkemampuan jasmani seseorang, dengan tujuan yang akan
dicapai dan lamanyalatihan.4)
Prinsip reversible atau
The
principles of reversibility
.Bahwa kwalitas yang diperoleh dari latihan akan
menurun kembali apabila tidak dilakukan secara teratur dan kontinyu. Oleh
karena itu kesinambungan latihanmempunyai peranan yang sangat penting dengan
tidak melupakan adanya pulihasal ( Ardle., 1981 : 39-93).
latihan Kelenturan
Kelenturan diperoleh dengan melakukan berbagai latihan peregangan, yang dapat dilakukan di manapun dan dalam posisi apapun. Peregangan dapat dilakukan sambil berdiri maupun duduk, dan berbagai benda dapat digunakan sebagai alat bantu latihan, misalnya tembok, kursi, lemari, dan sebagainya.
Kelenturan diperoleh dengan melakukan berbagai latihan peregangan, yang dapat dilakukan di manapun dan dalam posisi apapun. Peregangan dapat dilakukan sambil berdiri maupun duduk, dan berbagai benda dapat digunakan sebagai alat bantu latihan, misalnya tembok, kursi, lemari, dan sebagainya.
Namun, jika anda belum mampu melakukan latihan
lengkap, berikut ini berbagai cara kreatif untuk memacu anda melaksanakan
latihan:
- Pertama, Gunakan tangga sebanyak mungkin dan hindari lift maupun elevator. Sebagai variasi, lompati 2 anak tangga sekaligus, atau percepat langkah Anda.
- Kedua, berjalanlah sebanyak anda bisa. Banyak cara dapat Anda lakukan, misalnya dengan memarkir kendaraan agak jauh dari tujuan, dan hindari berbelanja secara drive-through. Jika anda memindahkan barang-barang, jangan lakukan sekaligus sehingga anda perlu berjalan bolak-balik.
Sumber: http://www.sehatbugar.info
Melatih Kelenturan (Fleksibilitas) Tubuh –
Kelentukan sangat penting dikembangkan mengingat kelentukan adalah salah satu
komponen kebugaran jasmani selain daya tahan, kelincahan, kecepatan
dan keseimbangan. Fleksibilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari
sebuah sendi dan otot, serta tali sendi di sekitarnya untuk bergerak dengan
leluasa dan nyaman dalam ruang gerak maksimal yang diharapkan. Fleksibilitas
optimal memungkinkan sekelompok atau satu sendi untuk bergerak dengan efisien.
Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam sendi. Selain itu,
kelentukan ditentukan juga oleh keelastisan otot-otot tendon dan ligamen.
Manfaat Melakukan Latihan Kelentukan :
- Membantu meraih suatu prestasi dalam bidang olahraga.
- Membantu mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan.
- Mencegah kemungkinan terjadinya cedera pada otot dan sendi.
- Menghemat pengeluaran tenaga saat melakukan gerakan.
- Membantu memperbaiki sikap tubuh.
Bentuk-Bentuk Latihan Kelentukan :
Peregangan dinamis
Latihan peregangan dinamis dilakukan dengan cara menggerakkan anggota tubuh secara ritmis dengan gerakan-gerakan memutar atau memantul-mantulkan anggota tubuh sehingga otot-otot tubuh terasa teregangkan. Contoh gerakan dinamls, antara lain:
- Gerakan push up
- Tubuh tertelungkup, kemudian mengangkat dada dan punggung setinggi-tingginya.
- Duduk dengan tungkai lurus, kemudian mencoba menyentuh ujung kaki dengan jari tangan.
Peregangan statis
Peregangan statis dapat dilakukan dengan cara mengambil sikap sedemikian rupa sehingga meregangkan suatu kelompok otot tertentu. Contoh peregangan statis antara lain:
Peregangan statis dapat dilakukan dengan cara mengambil sikap sedemikian rupa sehingga meregangkan suatu kelompok otot tertentu. Contoh peregangan statis antara lain:
- Sikap berdiri dengan tungkai lurus.
- Badan dibungkukkan.
- Mencoba untuk menyentuh tungkai
Peregangan pasif
Seseorang melakukan gerakan relaksasi terhadap kelompok otot tertentu. Kemudian dengan bantuan orang lain meregangkan otot tersebut secara perlahan sampai titik fleksibilitas maksimum.
Seseorang melakukan gerakan relaksasi terhadap kelompok otot tertentu. Kemudian dengan bantuan orang lain meregangkan otot tersebut secara perlahan sampai titik fleksibilitas maksimum.
Peregangan kontraksi relaksasi
Pelaku melakukan kontraksi terhadap suatu tahanan yang diberikan oleh temannya pada sekelompok otot selama enam detik.
Pelaku melakukan kontraksi terhadap suatu tahanan yang diberikan oleh temannya pada sekelompok otot selama enam detik.
Read more: http://suaraterbaru.com/latihan-kelentukan-fleksibilitas/olahraga/#ixzz1hikXaXRW
MELATIH KELENTURAN
Kelenturan
adalah keleluasaan bergerak persendian-persendian dan otot-otot kita karena
latihan yang dilakukan dengan baik. Kelentukan mempunyai fungsi yang sangat
penting terhadap otot-otot dan persendian kita. Karena dengan lentur menjadikan
gerakan kita lebih efektif dan yang terpenting otot kita tidak mudah cedera.
Nah, lalu bagaimana melatih kelenturan tubuh kita? Pertama, kelenturan dinamis
jika gerakan yang kita lakukan dengan cara kita gerakan berkelanjutan, kedua,
latihan kelenturan secara statis jika latihan yang kita berikan bersikaf diam.
Contoh latihan kelenturan dinamis jika kita melakukan gerakan duduk telunjur
dan lengan dan badan kita ayunkan ke depan seakan-akan ujung lengan akan
menyentuh ujung kaki. Gerakan ini dilakukan dengan mengayunkan badan beberapa
kali ulangan. kelenturan statis contohnya jika kita melakukan gerakan
mengangkat salah satu kaki kita ke atas dan usahakan untuk berusaha mencium
lutut dan ini berlangsung dengan hitungan detik misal 15 detik berhenti tanpa
diayunkan. anda ingin mencoba? Kesulitan? beri komentar dan akan saya balas
Artikel terkait
:
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:
Ditulis oleh Berman HS
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://vanbolon.blogspot.com/2013/09/komponen-komponen-dan-status-kondisi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.KOMPONEN-KOMPONEN DAN STATUS KONDISI FISIK
Ditulis oleh Berman HS
Rating Blog 5 dari 5